Jumat, 22 April 2011

Tentang Daging Kelinci



Kelinci adalah salah satu jenis binatang. Tak begitu mudah untuk menemukan binatang ini kecuali di tempat-tempat tertentu. Berbeda dengan ayam, kelinci belum tentu dipelihara oleh penduduk sekampung pun. Apalagi mendapatkan daging kelinci, kita dimungkinkan harus penat mencari sampai dapat. Di pasar, daging ayam mudah diperoleh daripada daging kelinci.

Entah seberapa banyak dari kita yang pernah memakan daging kelinci. Mungkin Anda pernah memakannya? Daging kelinci cenderung panas dan kering. Dengan memakan daging kelinci ternyata bisa memperkuat otot perut. Hal ini diutarakan Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya berjudul Thibbun Nabawi. Selain itu, daging kelinci juga bisa melancarkan buang air kecil dan menghancurkan batu ginjal. Daging kelinci, tutur Ibnu Qayyim al-Jauziyah, lebih baik dipanggang. Adapun bagian yang terbaik dari daging kelinci adalah pinggul.

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah memakan daging kelinci. Anas bin Malik menceritakan, “Kami pernah kehilangan kelinci. Akhirnya kami kirim orang untuk mencarinya kembali sampai berhasil kami tangkap. Abu Thalhah mengirimkan bagian pinggul kelinci itu yang telah dimasak, lalu beliau SAW menerimanya.”

Dalam kitab Thibbun Nabawi, Ibnu Qayyim al-Jauziyah juga menuturkan bahwa bagian kepala dari kelinci jika dimakan dapat membantu mengatasi kedinginan. Apa yang diutarakan Ibnu Qayyim al-Jauziyah ini dimungkinkan cocok atau mungkin dipraktekkan di daerah-daerah tertentu. Di Indonesia, mengatasi kedinginan bisa dengan cara lain, tak harus mencari bagian kepala dari kelinci untuk dimakan.

Begitulah daging kelinci yang memberikan manfaat untuk kesehatan. Ada pernyataan menarik dari Ibnu Qayyim al-Jauziyah bahwa daging kelinci bisa menghancurkan batu ginjal. Dengan izin Allah SWT, batu ginjal dapat dihancurkan dengan memakan daging kelinci.

Salah satu cara mengenalkan daging kelinci kepada masyarakat adalah dengan mengolah daging kelinci ke dalam beberapa jenis masakan seperti sate kelinci, sosis, dendeng, dan bakso. “Semakin cepat dimasak, kandungan gizi kelinci makin sedikit berkurang. Daging kelinci yang paling baik dimasak adalah daging kelinci muda karena lebih cepat matang. Daging kelinci berbeda dengan daging ternak ruminansia. Daging kelinci berserat halus dan warna sedikit pucat, sehingga dapat dikelompokkan dalam golongan daging berwarna putih seperti halnya daging ayam. Daging putih kadar lemaknya rendah dan glikogen tinggi.

Rendahnya kandungan kolesterol dan natrium membuat daging kelinci sangat dianjurkan sebagai makanan untuk pasien penyakit jantung, usia lanjut, dan mereka yang bermasalah dengan kelebihan berat badan. Keuntungan lainnya, tulang pada kelinci lebih tipis, dagingnya halus, dan seratnya pendek sehingga mudah dikunyah.
(Dikutip dari berbagai sumber)

1 komentar:

  1. sungguh keagungan Tuhan Allah SWT, kita sebagai manusia sudah seharusnya bersyukur dan memanfaatkan segala bentuk keagungan tersebut untuk kebaikan dunia akhirat, termasuk daging kelinci tersebut diatas

    BalasHapus